Tradisi Islam di Nusantara
A. Pengertian seni budaya dan tradisi lokal yang bernafaskan Islam
Makna dari seni budaya lokal yang bernafaskan Islam adalah segala macam bentuk kesenian yang berasal dan berkembang dalam masyarakat Indonesia serta telah mendapat pengaruh dari agama Islam.
Islam adalah agama yang mencintai kesenian. Karena Islam bukanlah agama yang hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan makhluk lain dan manusia dengan Allah swt. Jika hubungan tersebut terjalin secara komperehensif dan sehat, maka seluruh aspek kehidupan umat Islam akan teratur dan islami. Sebagaimana seni adalah perpaduan antara berbagai jenis suara, olah tubuh ataupun hal lainnya.
Seni dalam Islam bukan sesuatu yang diharamkan. Karena dengan seni, kehidupan akan indah dan nyaman untuk dinikmati. Namun satu hal yang harus diketahui bersama, bahwa seni memiliki dampak yang luas bagi perkembangan jiwa umat Islam. Untuk itu diperlukan sikap hati-hati dan waspada terhadap maraknya seni yang berkembang di Indonesia.
B. Seni budaya lokal yang bernafaskan Islam
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta artinya buddayah bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi atau akal. Jadi kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk yang berkaitan dengan budi pekerti dari hasil pemikiran. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, sarana kehidupan dan organisasi sosial. Kesemuanya itu sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Kesenian adalah salah satu media yang paling mudah diterima dalam penyebaran agama Islam. Salah satu buktinya adalah menyebarnya agama Islam dengan menggunakan wayang kulit dan gamelan oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi adalah suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun didalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam. Diantara seni budaya nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam adalah :
1. Wayang
Dalam bahasa berarti ”ayang-ayang” atau bayangan. Karena yang terlihat adalah bayangannya dalam kelir (tabir kain putih sebagai gelanggang permainan wayang). Bisa juga diberi penjelasan wayang adalah pertunjukkan yang disajikan dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung unsur pelajaran (wejangan). Pertunjukan ini diiringi dengan teratur oleh seperangkat gamelan.
Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia. Karena bentuk wayang berkaitan dengan syariat agama Islam, maka para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan.
Pada tahun 1443 Saka, bersamaan dengan berdirinya kerajaan Islam Demak, maka wujud wayang geber diganti menjadi wayang kulit secara terperinci satu persatu tokoh-tokohnya. Sumber cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan didalamnya. Salah satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah jimad kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Dan masih banyak lagi istilah-istilah Islam yang dipadukan dengan istilah dalam pewayangan.
2. Hadrah dan salawat kepada Nabi Muhammad saw
Hadrah adalah salah satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang diiringi dengan rebana (perkusi dari kulit hewan) sebagai alat musiknya. Sedang lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islami yaitu tentang pujian kepada Allah swt dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Dalam menyelenggarakan pesta musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan lagu cinta, nasehat dan sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang kesenian hadrah masih eksis berkembang di masyarakat. Pada zaman sekarang kesenian hadrah biasanya hadir ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Bahkan kesenian hadrah ini dijadikan lomba antar pondok pesantren atau antar madrasah.
3. Qasidah
Qasidah artinya suatu jenis seni suara yang menamilkan nasehat-nasehat keislaman. Dalam lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasehat-nasehat, shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi dengan musik rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah ketika Rasulullah saw disambut dengan meriah di Madinah.
4. Kesenian Debus
Kesenian debus difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Oleh karena itu, debus merupakn seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi musuh.
Pengertian lain dari debus adalah gedebus atau almadad yaitu nama sebuah benda tajam yang digunakan untuk pertunjukan kekebalan tubuh. Benda ini terbuat dari besi dan digunakan untuk melukai diri sendiri. Karena itu kata debus juga diartikan dengan tidak tembus. Filosofi dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah swt yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya, seperti yang dilambangkan dengan benda tajam dan panas.
5. Tari Zapin
Tari Zapin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zapin diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya berirama padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zapin biasa dipentaskan pada upacara atau perayaan tertentu misalnya : khitanan, pernikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya.
6. Suluk
Suluk adalah tulisan dalam bahasa jawa dengan huruf jawa maupun huruf arab yang berisikan pandangan hidup masyarakat jawa. Suluk berisi ajaran kebatinan masyarakat jawa yang berpegang teguh pada tradisi jawa dan unsur-unsur Islam.
Suluk sewelasan tergolong ritual yang sudah langka dalam tradisi budaya Islam di Jawa. Berbagai bentuk seni budaya Islam yang berkembang di Jawa tak terdapat di Arab sana Tradisi yang dibawa dari Persia ini untuk memperingati hari lahir Syekh Abdul Qadir Jaelani, tokoh sufi dari Baghdad, Irak, yang jatuh pada tanggal 11 (sewelas). Suluk dalam bahasa Jawa dan Arab, terdiri dari salawat dan zikir—zikir zahir (fisik) dan zikir sirri (batin). Ketika zikir mereka terdengar mirip dengungan, orang-orang itu seperti ekstase. Jari tangan tak henti memetik butir tasbih. Ketika jari berhenti, zikir dilanjutkan di dalam batin. Pada titik ini terjadi ”penyatuan” dengan Yang Maha Esa. Lewat suluk ini akan mempertebal keyakinan kepada Allah swt.
7. Seni Bangunan
Peninggalan Islam yang berupa fisik adalah arsitektur bangunan masjid, seni ukir dan seni kaligrafi. Masjid yang di bangun di Indonesia tidak serta merta melambangkan keislaman. Arsitektur yang digunakan adalah perpaduan antara Islam dan Hindu atau Jawa. Diantara bangunan masjid yang memadukan dua unsur tersebut adalah :
8. Arsitektur Masjid
Pada masjid agung Demak bentuk atapnya memiliki ciri atap yang berbentuk tumpang. Atap tersebut tersusun ke atas semakin kecil dan tingkat teratas disebut dengan limas. Jumlah tumpang biasanya gasal. Bentuk masjid seperti ini disebut dengan meru. Masjid lain yang memiliki corak hampir sama dengan masjid Demak adalah Masjid Agung Banten, Masjid Raya Baiturrahman dan masjid Ternate. Berbeda dengan masjid Kudus, dimana menara masjid Kudus memiliki ciri khas Hindu sangat kuat dan tercermin dari bentuk menara seperti candi.
9. Makam-makam para Raja
Hasil seni bangunan lainnya dapat terlihat dengan jelas pada bentuk makam-makam para tokoh Islam di berbagai tempat. Di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera terdapat nisan yang terpengaruh oleh adat setempat. Pengaruh budaya arab dapat terlihat dari beaneka ragam hiasan pada nisan. Selain itu, bentuk gapura makam para Sunan atau tokoh Islam lainnya berbentuk Candi bentar atau kori agung merupakan corak pintu yang dikenal pada zaman sebelum Islam ke Indonesia.
10. Seni kaligrafi
Ditunjukkan dalam bentuk hiasan yang berbentuk manusia atau hewan yang bertuliskan arab. Dalam kaligrafi tersebut selain diperindah bentuknya, juga berisi tentang kalimah-kalimah suci yang menyangkut tentang Tauhid. Perkembangan hasil kesenian pada masa kerajaan Islam baik di Jawa maupun di luar Jawa menunjukkan bahwa melalui aspek-aspek tersebut proses islamisasi dapat diterima secara damai. Karya sastra juga ikut mewarnai perkembangan Islam di Indonesia. Seni sastra yang berkembang dipengaruhi oleh hasil budaya dari Persia dan seni sastra pra-Islam. Karya sastra pada masa kerajaan Islam adalah Hikayat, babad, syair dan suluk.
Hikayat berisi tentang cerita atau dongeng tentang peristiwa yang menarik dan hal yang tidak masuk akal. Diantara hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. Sedangkan babad adalah tulisan yang menyerupai sejarah, namun isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contoh babad adalah Babad Tanah jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram dan Babad Surakarta.
Syair adalah karya sastra yang berupa sajak atau pantun. Contoh syair yang ada terdapat di batu nisan makam Putri Pasai di Minje Tujoh. Sedangkan yang dimaksud dengan suluk adalah karya sastra yang berupa kitab. Kitab ini hasil karangan para ahli tasawuf. Isinya berupa uraian mistik yang berbentuk tembang dan berupa tanya jawab. Contoh suluk adalah Suluk sukarsa, Suluk Wujil dan Suluk Malang Sumirang.
C. Tradisi lokal yang bernafaskan Islam
Banyak tradisi-tradisi lokal bangsa Indonesia sudah mengandung nilai-nilai keislaman. Diantara tradisi-tradisi tersebut adalah :
1. Penanggalan hijriyah
Masuknya agama Islam ke Indonesia, secara tidak langsung membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Agama Islam menggunakan perputaran bulan, sedangkan kalender sebelumnya menggunakan perputaran matahari. Perpaduan antara penanggalan Islam dengan penanggalan jawa adalah sebagai berikut :
No Nama bulan dalam Islam Nama bulan dalam Jawa
1 Muharram Sura
2 Safar Sapar
3 Rabiul awwal Mulud
4 Rabiul akhir Ba’da mulud
5 Jumadil awal Jumadil awal
6 Jumadil akhir Jumadil akhir
7 Rajab Rajab
8 Sya’ban Ruwah
9 Ramadhan Pasa
10 Syawal Syawal
11 Zulqaidah Kapit
12 Zulhijjah Besar
2. Mauludan
Setiap bulan Rabi’ulawwal tahun Hijriyah, sebagian besar umat Islam Indonesia menyelenggarakan acara mauludun. Maksud dari acara tersebut adalah untuk mengenang hari kelahiran Rasulullah saw. Dalam acara tersebut diadakan pembacaan sejarah hidup Nabi Muhammad saw melalui kitab Al- Barzanji atau Situddurar. Puncak acara biasanya terjadi pada tanggal 12 rabiulawwal, dimana tanggal tersebut Rasulullah saw dilahirkan. Di Aceh tradisi mauludun adalah sebagai pengganti upeti atau pajak bagi kerajaan Turki, karena Kerajaan Aceh memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Turki.
3. Grebek
Tradisi untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebek pertama kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebek dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu : pertama grebek pasa, syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebek besar, diadakan setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban dan ketiga grebek maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw. Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebek adalah kota Solo, Cirebon dan Demak.
4. Sekaten
Sekaten adalah tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton. Pertama kali terjadi di pulau Jawa. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi tentang agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain. Yang pada akhirnya tradisi ini disebut dengan sekaten. Maksud dari sekaten adalah syahadatain.
Sekaten juga biasanya bersamaan dengan acara grebek maulud. Puncak dari acara sekaten adalah keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung setelah didoakan oleh ulama’-ulama’ keraton. Banyak orang yang percaya, siapapun yang mendapatkan makanan baik sedikit ataupun banyak dari gunungan itu akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Beberapa hari menjelang dibukanya sekaten diselenggarakan pesta rakyat.
5. Selikuran
Maksudnya adalah tradisi yang diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan. Tradisi tersebut masih berjalan dengan baik di Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Selikuran berasal dari kata selikur atau dua puluh satu. Perayaan tersebut dalam rangka menyambut datangnya malam lailatul qadar, yang menurut ajaran Islam lailatulqadar hadir pada 1/3 terakhir bulan ramadhan.
6. Megengan atau Dandangan
Upacara untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kegiatan utamanya adalah menabuh bedug yang ada di masjid sebagai tanda bahwa besok hari sudah memasuki bulan Ramadhan dan semua wajib melaksanakan puasa. Upacara tersebut masih terpelihara di daerah Kudus dan Semarang.
7. Pesta Tabot
Upacara untuk memperingati gugurnya Husen bin Ali ra. Husein gugur saat mempertahankan haknya sebagai pewaris tahta ayahnya yang pro pada khalifah Ali bin Abi Thalib. Pesta tabuik diselenggarakan di Sumatera dengan pertunjukan berbentuk prosesi benda ritual.
8. Suranan
Suranan dalam penanggalan Islam adalam bulan Muharam. Pada bulan tersebut masyarakat berziarah ke makam para wali. Selain itu mereka membagikan makanan khas berupa bubur sura yang melambangkan tanda syukur kepada Allah swt.
D. Apresiasi terhadap seni budaya dan tradisi lokal yang bernafaskan Islam
Seni budaya dan tradisi lokal yang bernafaskan Islam sangat banyak dan memiliki manfaat terhadap penyebaran agama Islam. Untuk itulah sebagai generasi Islam, maka kamu harus mampu mengapresiasikan diri terhadap permasalahan tersebut. Bentuk dari apresiasi terhadap seni budaya dan tradisi tersebut adalah dengan merawat, melestarikan, mengembangkan, simpati dan menghargai secara tulus atas hasil karya para pendahulu.
Pada zaman sekarang, ada sebagian kelompok umat Islam yang mengharamkan dan yang membolehkan seni budaya dan tradisi yang ada. Mereka mengharamkan karena pada zaman Rasulullah saw tidak pernah diajarkan seni dan tradisi tersebut. Yang membolehkan dengan dasar bahwa semua tersebut adalah sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam. Sebagai generasi Islam, kamu harus mampu mensikapi secara bijaksana dan penuh toleransi.
Para ulama’ dan wali pada zaman dahulu bukanlah manusia yang bodoh dan tidak tahu hukum agama. Mereka mampu menerjemahkan pesan Islam ke dalam seni budaya dan tradisi yang ada pada masyarakat Indonesia. Sehingga dengan mudah praktek keagamaan umat Islam dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Untuk itulah perlu adanya pemahaman secara bersama, bahwa seni budaya dan tradisi tidak harus diharamkan secara total karena memang mengandung nilai-nilai keislaman.
Umat Islam adalah umat yang tidak hanya memikirkan urusan akherat, tetapi juga memikirkan kehidupan dunia. Kehidupan di dunia tidak hanya kebutuhan yang bersifat fisik. Manusia juga membutuhkan sentuhan-sentuhan rohani dan kebutuhan tersebut bisa melalui musik atau seni. Karena seni yang baik mengandung keindahan.
Tradisi lokal juga ada yang baik dan yang buruk. Tradisi yang baik kita pelihara sehingga menjadi warisan budaya nasional. Dan tradisi yang buruk dibuang agar tidak ditiru oleh generasi berikutnya. Kamu bisa memperhatikan bentuk paduan antara budaya lokal dan budaya Islam berikut ini.
1. Pernikahan
Pelaksanaan acara akad nikah atau ijab qabul biasanya diselenggarakan dengan syariat Islam. Tetapi dalam upacara pernikahan atau resepsi menggunakan budaya jawa. Sebagaimana bisa kamu lihat, ketika ada pengantin perempuan sebelum akad nikah diadakan siraman kembang setaman, kemudian dalam rumah untuk resepsi ada hiasan dekorasi yang berisi bunga-bunga. Didepan gapura juga ada janur kuning dan lain sebagainya.
Kamu tidak perlu khawatir hal itu meninggalkan syariat agama Islam. Kamu dapat mencari nilai filosofi yang ada dalam simbol-simbol jawa tersebut. Siraman kembang setaman artinya supaya wanita yang akan menikah mandi taubat dengan bunga, bunga dilambangkan sebagai kesucian dan harum, jadi wanita yang hendak menikah benar-benar dalam keadaan suci dan harum ketika hendak ijab kabul. Sedangkan dekorasi bunga-bunga adalah wujud dari kasih sayang sepasang pengantin, bunga sebagai perlambang bahwa pernikahan adalah kebahagiaan suami dan istri. Untuk janur kuning yang dipasang di depan rumah adalah dengan tujuan agar acara resepsi mendapatkan cahaya barakah dari Allah swt. Janur berasal dari lafadz bahasa arab ja a nurun artinya telah datang cahaya. Dan masih banyak lagi adat-adat yang perlu kalian ketahui dan mengambil hikmah dari sana. Demikian simbol-simbol yang perlu kamu ketahui. Hal ini bukanlah musyrik, semuanya adalah simbol sebagai bentuk ungkapan kebahagiaan dari pasangan pengantin.
2. Lelayu atau kematian
Kewajiban umat Islam terhadap orang Islam yang meninggal ada empat yaitu memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan. Keempat ini harus segera dikerjakan agar si mayit merasa tenang dialamnya.
Tradisi di Indonesia ketika ada kematian atas seorang Islam, maka akan diadakan pembacaan talqin dan tahlil. Hal ini bertujuan untuk mendoakan agar arwah yang meninggalkan dunia selamat dan diterima disisi-Nya. Tradisi selanjutnya adalah menyelenggarakan upacara selamatan atau mendoakan pada waktu tertentu, seperti 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari sampai 1000 harinya. Tradisi ini oleh para ulama’ diselaraskan dengan agama Islam. Pada upacara selamatan biasanya hanya duduk-duduk, minum dan makan-makan, maka setelah Islam datang ditambah dengan memperdengarkan ayat Al- Qur’an, dzikir-dzikir kepada Allah swt. Maksud dan tujuannya adalah untuk menghibur keluarga dan mendoakan mayyit. Kamu harus mengetahui bahwa kewajiban mendoakan saudara bukan yang masih hidup saja tetapi yang sudah meninggal pun harus didoakan.Sedangkan dalam tradisi ziarah juga mengalami perpaduan, orang Islam pergi ziarah hanya mendoakan mayit, sedangkan dalam tradisi jawa kuno menggunakan bunga atau sesaji lainnya.
3. Kelahiran
Tradisi kelahiran di Jawa ada istilah ngapati, mitoni . artinya upacara itu diadakan ketika kandungn seorang wanita mencapai umur 4 bulan. Dalam upacara 4 bulan seorang wanita melakukan adat siraman untuk melindung bayi dan ibunya. Hal ini adalah kepercayaan dalam adat Jawa, namun Islam mengikuti tradisi ini karena pada saat kandungan 4 bulan itulah calon bayi akan ditiupkan rohnya oleh Allah swt, dan ditentukan takdirnya baik rejeki, jodoh dan kematiannya. Sehingga pada tradisi 4 bulanan ini diadakan sedekah dan pembacaan doa-doa atau dibacakan ayat suci al- Qur’an.
Kemudian pada usia kandungan 7 bulan, masa ini adalah masa dimana kandungan sudah siap untuk menerima segala proses kehidupan di dunia. untuk itulah diadakan tradisi pembagian sedekah, karena sedekah adalah salah satu cara untuk menolak balak. Berikutnya ketika bayi sudah lahir diadakan upacara sepasaran atau lima hari, dengan tujuan untuk keselamatan bayi dan membagikan masakan kudapan kepada tetangga. Dalam Islam sebelum makanan dibagikan ada tradisi membacakan doa. Setelah itu pada hari ke tujuhnya diadakan akikah, hal ini bersumber dari ajaran Islam. Akikah artinya menyembelih hewan kambing untuk anak yang baru saja dilahirkan. Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang memegang tradisi perpaduan Islam dan Hindu. Hal ini tidaklah mengapa, karena sekali lagi masyarakat jawa terkenal dengan simbol-simbol yang dapat melambangkan makna kehidupan yang sejati. Hal ini bukanlah bentuk kemusyrikan. Karena tradisi tersebut adalah upaya untuk menyiarkan Islam secara damai.
Sebagai generasi Islam yang bijaksana, kamu seharusnya bersikap toleransi dan menghargai kepercayaan orang lain. Jika orang lain beribadah kepada Allah swt melalui sarana yang demikian serta tidak ada dalil yang secara khusus menyatakan tentang larangan perbuatan tersebut maka kamu harus menghormatinya. Jika kamu tidak sependapat dengan tradisi tersebut, kamu tidak perlu mencelanya atau menganggap pelaku tradisi tersebut musyrik dan lain sebagainya. Karena tentunya kamu semua pasti masuk surga. Langkah yang harus kamu ambil adalah sikap toleransi dan tetap teguh kepada keyakinan yang kamu miliki. Karena banyak sekali jalan menuju pendekatan diri kepada Allah swt.
Masjid yang terletak di dekat makam Sunan Kudus atau Syeikh Ja’far Sadiq merupakan masjid yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Pintu gerbang masuk ke masjid adalah perpaduan yang indah antara budaya hindu dan Islam. Walaupun menara berbentuk sebagai bangunan Hindu, namun sudah difungsikan sebagai menara untuk azan atau mengumumkan sesuatu kepada masyarakat. Sunan Kudus tidak perlu mengubah secara total bangunan Hindu tersebut. Beliau hanya memadukan seni dalam Islam dan bangunan Hindu yang sudah ada. Sampai sekarang peninggalan sejarah tersebut masih ada dan terawat dengan baik. Apa ciri-ciri perpaduan antara budaya lokal dengan Islam? Bisakah kamu memberikan contohnya? Mengapa budaya Islam dipadukan dengan budaya lokal?
Keunikan Upacara Tabuik Sumatera Barat
September 27, 2013 in Sosial Budaya
Upacara Tabuik Sumatera Barat – Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam.
Konon, Tabuik dibawa oleh penganut Syiah dari timur tengah ke Pariaman, sebagai peringatan perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW itu. Karena kemeriahan dan keunikan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat pun kemudian memasukkan upacara Tabuik dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar setiap tahun.
Dua minggu menjelang pelaksanaan upacara Tabuik, warga Pariaman sudah sibuk melakukan berbagai persiapan. Mereka membuat serta aneka penganan, kue-kue khas dan Tabuik. Dalam masa ini, ada pula warga yang menjalankan ritual khusus, yakni puasa.
Selain sebagai nama upacara, Tabuik juga disematkan untuk nama benda yang menjadi komponen penting dalam ritual ini. Tabuik berjumlah dua buah dan terbuat dari bambu serta kayu. Bentuknya berupa binatang berbadan kuda, berkepala manusia, yang tegap dan bersayap. Oleh umatIslam, binatang ini disebut Buraq dan dianggap sebagai binatang gaib. Di punggung Tabuik, dibuat sebuah tonggak setinggi sekitar 15 m. Tabuik kemudian dihiasi dengan warna merah dan warna lainnya dan akan di arak nantinya.
Seni Tradisi Islam Jawa
1. Ziarah, yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat syahadat dan berdoa.
2. Tahlilan, Tahlilan adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdoa kepada Allah dengan membaca surat Yasin dan beberapa surat dan ayat pilihan lainnya, diikuti kalimat-kalimat tahlil (laailaaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan tasbih (subhanallah). Biasanya diselenggarakan sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT (tasyakuran) dan mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia pada hari ke 3, 7, 40, 100, 1.000 dan khaul (tahunan).
Tradisi ini berasal dari kebiasaan orang-orang Hindu dan Budha yaitu kenduri, selamatan dan sesaji. Ulama yang mengubah tradisi ini adalah Sunan Kalijaga dengan maksud agar orang yang baru masuk Islam tidak terkejut karena harus meninggalkan tradisi mereka, sehingga mereka kembali ke agamanya.
3. Sekaten, Sekaten adalah upacara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di lingkungan Keraton Yogyakarta atau Maulud. Selain untuk Maulud sekaten diselenggarakan pula pada bulan Besar (Dzulhijjah). Pada perayaan ini gamelan Sekati diarak dari keraton ke halaman masjid Agung Yogya dan dibunyikan siang-malam sejak seminggu sebelum 12 Rabiul Awwal. Tradisi ini dipelopori oleh Sunan Bonang. Syair lagu berisi pesan tauhid dan setiap bait lagu diselingi pengucapan dua kalimat syahadat atau syahadatain, kemudian menjadi sekaten. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.
Grebeg Mulud
4. Grebeg Maulud,Grebek Maulud merupakan bagian dari rangkaian acara Grebeg Keraton yang rutin diadakan pada setiap tahunnya. Grebeg Keraton sendiri merupakan upacara adat di Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan sebagai kewajiban sultan untuk menyebarkan serta melindungi agama Islam. Nama grebeg berasal dari peristiwa miyos atau keluarnya dari dalam istana bersama keluarga dan kerabatnya untuk memberikan gunungan kepada rakyatnya. Pada malam tanggal 11 Rabiul Awwal ini Sri Sultan beserta pembesar kraton Yogyakarta hadir di masjid Agung. Dilanjutkan pembacaan pembacaan riwayat Nabi dan ceramah agama.
5. Takbiran, Takbir adalah seruan atau ucapan Allahu Akbar 'Allah Mahabesar': menjelang Idhul Fitri dan Idhul Adha. Takbiran dilakukan pada malam 1 Syawal (Idul Fitri) dengan mengucapkan takbir bersama-sama di masjid/mushalla ataupun berkeliling kampung (takbir keliling).
6. Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah, Masyarakat Minangkabau dikenal kuat dalam menjalankan agama Islam, sehingga adat mereka dipautkan dengan sendi Islam yaitu Al Quran (Kitabullah). Adat Minangkabau kental dengan nuansa Islam sehingga melahirkan semboyan adat basandi syara, syara basandi Kitabullah (Adat bersendikan syara dan syara bersendikan Kitab Allah).